Basis Data Terdesentralisasi
Basis data terdesentralisasi adalah jenis sistem terdistribusi di mana data tersebar di beberapa node, atau lokasi, dan bukan disimpan di satu server terpusat. Jenis struktur ini memungkinkan keamanan yang lebih besar karena data dapat tersebar di banyak server dan jaringan berbeda, sehingga lebih sulit bagi peretas untuk mendapatkan akses ke informasi sensitif. Selain itu, database terdesentralisasi jauh lebih tangguh dibandingkan sistem terpusat tradisional karena jika satu node gagal, seluruh jaringan akan tetap beroperasi.
Basis data yang terdesentralisasi sangat penting dalam konteks mata uang kripto seperti Bitcoin karena menyediakan catatan abadi yang tidak dapat diubah oleh individu atau organisasi mana pun. Dengan menggunakan teknologi buku besar terdistribusi (DLT), semua peserta dalam jaringan mata uang kripto dapat memiliki transparansi penuh atas transaksinya sambil menjaga privasi mereka karena sifatnya yang terenkripsi. Selain itu, DLT ini juga memungkinkan pengguna mentransfer dana dengan cepat dan aman tanpa harus bergantung pada perantara pihak ketiga seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.
Terlepas dari kelebihannya dibandingkan sistem tradisional, database terdesentralisasi juga memiliki beberapa kelemahan; yaitu masalah skalabilitas karena banyaknya ruang penyimpanan yang dibutuhkan per node dan masalah latensi yang disebabkan oleh lambatnya waktu propagasi antar node ketika melakukan transaksi dalam jarak yang jauh. Ada beberapa solusi yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah ini termasuk teknik sharding dan solusi penskalaan off-chain seperti protokol Lightning Network dan Plasma, namun belum ada yang diadopsi secara luas karena kompleksitas teknis yang terkait dengannya. Namun diharapkan kemajuan dalam teknologi blockchain pada akhirnya akan membawa kita menuju solusi yang lebih baik untuk masalah skalabilitas yang ditimbulkan oleh database terdesentralisasi dalam waktu dekat.